Bukan salaman,t meraihnya dalam genggaman erat ap "Lo tahu darimana? Semalem ngela ya?" "Dee rambutku penuh gemas.
lagak lo tuh," Risa mengacak-acak lo permah deket sama "Katanya dulu seseorang ya?" Dugg! Terasa ada yang menghantam keras jantungku.
Jangan-jangan Risa tahu tentang yang pernah terjadi antara aku dan Adi.
Kalau itu benar, betapa malunya.
Itu hanya sebuah ketololan.
Wah, gosip.
Baca di koran mana?" aku mencoba menanggapi dengan canda.
Risa tertawa.
Si kuncung." Sialan.
Aku melotot.
Tapi tawanya malah kian lepas.
Tapi bener khan? Gimana sekarang?" Garing lo ah" tepisku sedikit nyengir Lo sendiri, sudah berapa puluh cew lo?" gantian aku yang balik memancing.
Nggak berpuluh-puluh kok.
Aku jadi penasaran.
Rupanya diam-diam, tengah nyari incaran.
Surprise! Cewek sekolah lkita juga? Lo udah berkate?" cecarku.
kepalaku.
Kayk yang sedang memanja cetus suatu ketika.
"Cowok biasanya suka tuh Ris?" komen- tarku.
"Gue mau yang biasa-biasa saja deh.
Yang sayang sama gue dengan tulus Su," pelan sekali waktu ngomong gitu.
Ya…dari beribu itu lo seleksi deh.
Pasti ada!" "Uhh!" Risa mendengus.
"Dari caranya saja sudah dapat gue point.
Gue nggak ter- lalu suka tuh, sama cewek yang kelewat berani nyatain perasaan sama cowok." Jaman udah lain Ris.
"Mungkin.
Tapi itu prinsip! Boleh dong," Risa tersenyum Jauh di lubuk hati aku tersindir juga.
Dulu, aku pernah begitu berani ngungkapin perasaanku pada Adi.
Goblok bener.
Tapi itu kulakukan karena aku merasa sudah begitu dekat dengan Adi.
Aku tak bisa menyembunyikan perasaanku terus terusan pada cowok itu.
Terlebih, aku bu- tuh kejelasan.
Dan ternyata akibatnya tal.
Semua itu jadi trauma tersendiri d hatiku sampai kini.
nyengir Tapi dibalik semua itu, kuhargai ke pedulian Indah.
Sebagai sobat dekat mungkin ia kurang rela melihat aku terus terusan terluka karena cinta yang tak pernah sukses alias bertepuk sebelah tangan.
Lagi pula, aku yang salah, kenapa mesti mencintai sahabat dekat seperti Adi Padahal dulu aku tahu, Adi sudah memiliki kekasih yang selalu dicurhatkannya padaku.
Tapi rasanya cintanya untuk Nina teramat besar hingga ia tetap berusaha untuk mempertahankan hubungannya.
Parahnya, perasaan yang Adi punya untuk ku ternyata hanya sebatas sahabat saja.
Rasa sayangnya, belai dan candanya.
cumbu dan manjany indikasi lain selain bentuk keakraban sebagai sobat.
Aku saja yang kelewat bego dengan mengartikan lebih.
Sejak itu aku menjauhi Adi.
Karena tetap dengan c hatiku malah terluka.
Persahaba kamipun tidak tulus lagi karena telah k nodai dengan perasaan cintaku yang nyata sepihak.
lagak lo tuh," Risa mengacak-acak lo permah deket sama "Katanya dulu seseorang ya?" Dugg! Terasa ada yang menghantam keras jantungku.
Jangan-jangan Risa tahu tentang yang pernah terjadi antara aku dan Adi.
Kalau itu benar, betapa malunya.
Itu hanya sebuah ketololan.
Wah, gosip.
Baca di koran mana?" aku mencoba menanggapi dengan canda.
Risa tertawa.
Si kuncung." Sialan.
Aku melotot.
Tapi tawanya malah kian lepas.
Tapi bener khan? Gimana sekarang?" Garing lo ah" tepisku sedikit nyengir Lo sendiri, sudah berapa puluh cew lo?" gantian aku yang balik memancing.
Nggak berpuluh-puluh kok.
Rasa sayangnya, belai dan candanya
Cukup satu saja tapi gue suka," tidak disangka, ngo- mong begitu mimiknya serius banget.Aku jadi penasaran.
Rupanya diam-diam, tengah nyari incaran.
Surprise! Cewek sekolah lkita juga? Lo udah berkate?" cecarku.
kepalaku.
Kayk yang sedang memanja cetus suatu ketika.
"Cowok biasanya suka tuh Ris?" komen- tarku.
"Gue mau yang biasa-biasa saja deh.
Yang sayang sama gue dengan tulus Su," pelan sekali waktu ngomong gitu.
Ya…dari beribu itu lo seleksi deh.
Pasti ada!" "Uhh!" Risa mendengus.
"Dari caranya saja sudah dapat gue point.
Gue nggak ter- lalu suka tuh, sama cewek yang kelewat berani nyatain perasaan sama cowok." Jaman udah lain Ris.
"Mungkin.
Tapi itu prinsip! Boleh dong," Risa tersenyum Jauh di lubuk hati aku tersindir juga.
Dulu, aku pernah begitu berani ngungkapin perasaanku pada Adi.
Goblok bener.
Tapi itu kulakukan karena aku merasa sudah begitu dekat dengan Adi.
Aku tak bisa menyembunyikan perasaanku terus terusan pada cowok itu.
Terlebih, aku bu- tuh kejelasan.
Dan ternyata akibatnya tal.
Semua itu jadi trauma tersendiri d hatiku sampai kini.
nyengir Tapi dibalik semua itu, kuhargai ke pedulian Indah.
Sebagai sobat dekat mungkin ia kurang rela melihat aku terus terusan terluka karena cinta yang tak pernah sukses alias bertepuk sebelah tangan.
Lagi pula, aku yang salah, kenapa mesti mencintai sahabat dekat seperti Adi Padahal dulu aku tahu, Adi sudah memiliki kekasih yang selalu dicurhatkannya padaku.
Rasa sayangnya, belai dan candanya
Dan di kala hubungan mereka mulai tak mulus aku memanfaatkan mo- ment untuk meraih Adi.Tapi rasanya cintanya untuk Nina teramat besar hingga ia tetap berusaha untuk mempertahankan hubungannya.
Parahnya, perasaan yang Adi punya untuk ku ternyata hanya sebatas sahabat saja.
Rasa sayangnya, belai dan candanya.
cumbu dan manjany indikasi lain selain bentuk keakraban sebagai sobat.
Aku saja yang kelewat bego dengan mengartikan lebih.
Sejak itu aku menjauhi Adi.
Karena tetap dengan c hatiku malah terluka.
Persahaba kamipun tidak tulus lagi karena telah k nodai dengan perasaan cintaku yang nyata sepihak.
Comments
Post a Comment